- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Fenomena Pantun Ubur-Ubur Ikan Lele: Tren Nyeleneh yang Menyatukan Netizen
Di tengah derasnya arus konten digital, muncul satu tren yang nggak disangka-sangka bisa bikin geger media sosial: Fenomena Pantun Ubur-Ubur Ikan Lele. Mungkin awalnya terdengar sepele—apa hubungannya ubur-ubur dan ikan lele? Tapi justru dari keanehan itulah, muncul kreativitas yang meledak-ledak. Netizen dari berbagai kalangan kompak ikutan bikin versi pantun mereka sendiri yang makin hari makin ngaco tapi tetap menghibur.
Awalnya Cuma Iseng, Lama-lama Jadi Viral
Fenomena ini bermula dari beberapa unggahan lucu yang menyandingkan dua hewan air—ubur-ubur dan ikan lele—dalam format pantun yang absurd. Karena bahasanya santai dan isinya kadang nggak nyambung tapi bikin ngakak, banyak orang merasa terhibur. Dari situlah, tren ini menyebar cepat di TikTok, Twitter, hingga ke status WhatsApp keluarga.
Contoh pantun yang sempat jadi favorit netizen:
Ubur-ubur di atas bangku
Ikan lele nyanyi dangdut
Jangan sering mikirin mantan melulu
Nanti hatimu makin semrawut
Lucu, receh, tapi relate banget kan?
Apa Sih yang Bikin Pantun Ini Digemari?
Kalau dipikir-pikir, kok bisa ya pantun model begini viral? Jawabannya ada pada tiga hal utama: gampang dibuat, lucu, dan deket sama keseharian. Siapa pun bisa bikin pantun seperti ini hanya dengan modal imajinasi liar dan sedikit humor sarkas.
Beberapa alasan kenapa pantun ini digemari:
-
Humor yang ringan tapi tepat sasaran
-
Relatable sama kondisi hidup saat ini
-
Ritme pantun yang enak dibaca dan familiar
-
Bisa dijadikan ajang unjuk kreativitas
Pantun ubur-ubur ini juga mencerminkan gaya komunikasi khas anak muda zaman sekarang: nyeleneh tapi cerdas, iseng tapi dalam.
Pantun dan Budaya Pop: Perpaduan Tradisi dan Tren Digital
Meskipun terkesan kocak dan modern, pantun sebenarnya punya akar budaya yang kuat. Dalam budaya Melayu dan Nusantara, pantun adalah bentuk puisi lama yang digunakan untuk menyampaikan nasihat atau perasaan dengan cara yang indah dan tersirat.
Yang unik, generasi sekarang malah berhasil menghidupkan kembali bentuk sastra ini dengan sentuhan humor khas internet. Jadilah pantun ubur-ubur bukan cuma lelucon, tapi juga representasi bagaimana anak muda mengolah budaya lama jadi konten kekinian.
Generasi Z dan Kreativitas Tanpa Batas
Nggak bisa dipungkiri, generasi muda hari ini memang jagonya bikin hal absurd jadi menarik. Kreativitas mereka memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan konten seperti pantun ini patut diacungi jempol.
Contohnya:
-
Banyak yang bikin challenge pantun ubur-ubur di TikTok.
-
Ada yang bikin kompilasi pantun dengan ilustrasi lucu.
-
Bahkan beberapa brand mulai menyisipkan gaya pantun ini di caption produk mereka.
Ini bukan cuma hiburan, tapi juga bukti bahwa generasi Z bisa membawa budaya lama ke panggung digital dengan cara mereka sendiri.
Pantun sebagai Medium Curhat dan Satire
Lucunya lagi, banyak pantun ubur-ubur yang sebenarnya berisi sindiran atau curhatan terselubung. Tapi karena dibungkus dalam bentuk lucu, orang-orang tetap bisa menerima pesannya tanpa merasa digurui.
Contoh lain:
Ikan lele joget di taman
Ubur-ubur main ke warung
Katanya hidup mau senang-senang
Tapi tiap hari malah nyungsep bareng utang
Kita ketawa, tapi juga merasa “gue banget.” Nah, di situlah letak kekuatan pantun ini: lucu, tapi menyentuh.
Bisa Jadi Media Edukasi Juga, Lho!
Siapa bilang pantun ubur-ubur cuma buat bercanda? Dengan pendekatan yang kreatif, pantun seperti ini bisa digunakan sebagai alat edukasi di berbagai bidang.
Contoh penggunaannya:
-
Di sekolah, guru bisa minta murid bikin pantun bertema lingkungan atau literasi digital dengan gaya ubur-ubur.
-
Di kampanye sosial, pantun bisa jadi media penyuluhan yang ringan tapi efektif.
-
Di dunia usaha, brand bisa gunakan pantun nyeleneh ini untuk menarik perhatian anak muda.
Dengan begitu, pantun nggak cuma jadi hiburan, tapi juga punya fungsi yang lebih luas dan berdampak positif.
Tips Membuat Pantun Kocak Anti Mainstream
Penasaran pengin coba bikin pantun versi kamu sendiri? Gampang kok! Berikut tips simpel biar pantun kamu nggak cuma lucu, tapi juga nyangkut di hati netizen:
-
Gunakan nama benda atau hewan yang nggak biasa – Semakin nyeleneh, semakin menarik.
-
Rima baris pertama dan kedua harus nyambung – Misalnya: ember–saber, lele–pele.
-
Isi baris ketiga dan keempat bisa berupa curhatan, sindiran, atau pesan bijak yang dibungkus humor.
-
Jangan takut absurd! Di dunia maya, kadang hal paling aneh justru yang paling disukai.
Contoh:
Ubur-ubur naik ojek
Ikan lele makan puding
Kalau kamu terus nge-ghosting
Jangan kaget kalo hidupmu boring
Apakah Tren Ini Bakal Bertahan?
Tren internet emang sering datang dan pergi. Tapi pantun ubur-ubur punya modal kuat untuk bertahan: bentuknya fleksibel, bisa menyesuaikan zaman, dan selalu ada ruang improvisasi.
Dengan makin banyaknya konten kreator yang terus menyajikan pantun baru, serta respon positif dari netizen, besar kemungkinan pantun model ini akan bertahan, bahkan mungkin berkembang ke bentuk-bentuk lain seperti lagu, komik, atau animasi.
Kesimpulan: Dari Receh Jadi Relevan
Fenomena Pantun Ubur-Ubur Ikan Lele membuktikan bahwa kreativitas netizen Indonesia nggak pernah kehabisan bahan. Dari sesuatu yang awalnya cuma guyonan absurd, bisa jadi gerakan budaya kecil yang menyatukan berbagai kalangan, dari pelajar sampai profesional.
Selain sebagai hiburan, tren ini juga membuka mata bahwa sastra dan budaya bisa tampil dalam bentuk baru yang lebih mudah diterima generasi digital. Dan siapa tahu, lewat pantun ini, kamu bisa jadi kreator yang menginspirasi, bukan cuma menghibur.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya

Komentar
Posting Komentar